Pernahkah
kamu merasakan sesuatu seperti ini: ketika dahulu kamu selalu mengejek atau
menghina orang lain dan sekarang entah mengapa, tidak tau sebabnya malah kamu
yang menjadi seseorang yang diejek dan dihina tersebut? Mungkin, sebagian besar
diantara kalian pernah mengalami hal seperti ini. Nah banyak kalangan menyebut
kasus seperti ini dengan hokum karma.
Kata
karma memang tidak asing lagi ditelinga kita. Banyak yang bilang seperti ini “hati-hati loh nanti kamu kena karma” dari
perkataan seperti inilah muncul pertanyaan
“sebenarnya ada tidak sih karma itu? seperti apa karma itu?”
Kata
“Karma” berasal dari ajaran budha yang berarti hokum sebab-akibat moral. Agama
budha meyakini bahwa jika seseorang ingin mencapai Nirwana (surga) mereka harus
membayar semua dosa-dosa yang telah mereka perbuat dengan cara diberikan
kesempatan kedua yang bernama karma, yaitu terlahir kembali ke dunia dan
menemui masalah yang sama untuk melihat apakah mereka sungguh-sungguh ingin
membayar dosanya atau tidak. Selain itu, pemahaman tentang karma adalah
meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup manusia adalah akibat
perbauatan manusia itu sendiri.
Nah
menariknya di Indonesia, pengertian karma ini berkembang menjadi sebuah hukuman
bagi seorang pelaku kejahatan. Jadi, pengartiannya bahwa karma hanyalah balasan
bagi orang-orang yang melakukan kejahatan saja. Oleh karena itu, kita tidak
pernah mendengar perkataan seperti ini “eh kamu
hati-hati kalau berbuat baik sama dia, nanti kamu kena karma”
Kalau
menurut penjelasan diatas, pasti timbul pertanyaan “jadi seharusnya kita harus percaya adanya karma atau tidak?” sebenarnya kita boleh saja percaya bahwa karma
itu ada, karena dengan meyakini adanya karma kita dapat selalu berbuat baik
kepada orang lain dengan harapan kita terkena ibasnya yaitu diperlakukan baik
juga. Tetapi itu semua sebenarnya adalah bagian dari misteri Tuhan, manusia
hanya diberi keterbatasan untuk mengetahui kenyataannya, karena kalau manusia
memahaminya maka itu bukanlah sebuah misteri Tuhan lagi, dengan manusia dapat
menebak alur cerita hidupnya membuat dunia pastinya takkan ramai dengan hiruk
pikuknya orang jahat, karena orang jahat akan takut berbuat. Sehingga hidup
didunia tidak lah ada “greget”-nya lagi.
Jika
sekarang ini, kamu banyak menerima masalah didunia. Maka, hendaknya kamu
merenung, apa yang telah kamu perbuat selama ini. Kemudian, belajarlah bersikap
bersyukur menerima kenyataan hidup dan teruslah berusaha memperbaiki diri untuk
menutupi segala kekurangan-kekuranganmu dan perbanyaklah ibadah.
Maka
jadikanlah istilah “Karma” ini sebagai acuan hidup, agar kita selalu berbuat
kebaikan seperti yang diajari para pemuka agama dan janganlah pernah menghitung
jumlahnya atau ingin segera mengetahui hasilnya. Jalani saja hidup apa adanya dan selalu
bersyukur.
0 komentar:
Posting Komentar