Sebuah bangunan agar dapat berdiri
dengan kokoh maka memerlukan pondasi atau dasar yang kuat.. Sama halnya dengan
sebuah bangunan, negara haruslah memiliki pondasi kuat agar tetap bertahan dan
kokoh berdiri. Hal itulah yang tidak pernah dilupakan oleh para founding fathers Indonesia. DIskusi
panjang yang dilakukan oleh mereka pun
akhirnya menghasilkan sebuah pondasi kuat untuk Indonesia yaitu Pancasila.
Sesuai dengan namanya Pancasila, dasar negara Indonesia ini memiliki lima sila
di dalamnya. Pada kelima sila tersebut, terdapat satu sila yang dalam
sejarahnya memiliki perderbatan panjang karena menyikapi hal sensitif di
masyarakat Indonesia yaitu sila pertama. Ketuhanan
Yang Maha Esa, merupakan bunyi dari hasil diskusi panjang tersebut.
Kerelaan umat Islam yang merupakan agama mayoritas untuk melepas kata “dengan
kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya” merupakan bukti
nyata toleransi Islam agar Indonesia dapat kokoh berdiri kedepannya. Founding father seakan dapat meramalkan
kemungkinan polemik yang akan terjadi di Indonesia apabila kalimat tersebut
tetap berada pada dasar negara Indonesia.
4 November 2016 mungkin merupakan sebuah
peristiwa yang dikhawatirkan oleh para pendiri bangsa Indonesia. Peristiwa
unjuk rasa besar-besaran yang dilakukan oleh umat islam tersebut merupakan
bentuk ekspresi kemarahan sebagian besar umat islam akan pidato yang
dilontarkan oleh kandidat gubernur Basuki Tjahja Purnama. Video yang di unggah dan
ditranskrip oleh Buni Yani di Facebook mengenai Pernyataan Ahok, sapaan untuk
Basuki Tjahja Purnama, yang menyinggung mengenai surat Al-Maidah ayat 51 saat
berkampanye di Kepulauan Seribu akhir September lalu merupakan pangkal dari
permasalahannya. “Dibohongin Al-Maidah” itulah kata-kata yang di traskrip oleh
Buni Yani terhadap ucapan Ahok. Perkataan tersebut dianggap sebagai bentuk dari
penistaan agama oleh sebagian umat islam karena menganggap Ahok telah
menyalahkan pedoman mereka. Pengunjuk rasa meminta agar Ahok dihukum mati atas
ucapannya tersebut.
Padahal apabila diteliti lebih lanjut,
kasus yang telah menimbulkan ketakutan besar warga Indonesia ini merupakan
sebuah aksi dari berbagai kepentingan golongan elit politik. Terlebih lagi
pilkada DKI Jakarta yang akan dilaksanakan Februari mendatang dengan Ahok
sebagai pesaing yang sangat kuat. Para elit ini seakan kehabisan cara untuk
mengalahkan Ahok hingga membawa agama sebagai alat kampanye. Oleh karena agama
yang dianut oleh Ahok merupakan agama minoritas, para pendukung kandidat lain
pun menyerang Ahok dengan menggunakan surah Al-Maidah. Sebenarnya pada tahap
ini telah terjadi pelanggaran karena menggunakan agama sebagai alat kampanye.
Namun tidak ada yang protes akan hal itu. Kasus ini mulai memanas pada saat
Buni Yani menunggah sebuah video kampanye dari Ahok dan salah mentranskripnya. Penghilangan
kata “pakai” dalam kata “dibohongin Al-Maidah” sehingga membuat banyak orang
salah menginterpretasikannya memicu reaksi negatif dari banyak umat islam.
Tanpa menginvestivigasi lebih lanjut, banyak masyarakat Indonesia yang sudah berkoar-koar untuk menuntut Ahok dan
hasil puncaknya yaitu pada tanggal 4 November 2016. Aksi 4 November ini juga merembet ke berbagai
kota yang ada di Indonesia lainnya. Sebut saja aksi teror bom yang terjadi di
Samarinda.
Saat ini, kasus Ahok telah merambah ke
ranah hukum dan berita selanjutnya mengatakan bahwa Ahok telah ditetapkan
sebagai tersangka dalam kasus penistaan agama. Selain itu, kasus ini juga
memicu permintaan pemakzulan terhadap presiden RI saat ini yaitu Joko Widodo.
Peristiwa ini jelas menunjukkan, kearah mana sebenarnya peristiwa ini bergulir.
Kejadian ini merupakan bukti nyata dari
kurang sadarnya masyarakat Indonesia mengenai makna yang terkandung dalam sila
pertama Pancasila sehingga mudah dipecah belah. Makna dari sila ini seakan
luntur akibat lebih tingginya kepentingan pribadi. Masyarakat seharusnya sadar
bahwa tidak semua KTP warga Indonesia bertuliskan agama Islam dan tindakan yang
dilakukan mungkin akan menyakiti agama lain. Mereka juga harus menyadari bahwa
Indonesia bukanlah sebuah negara islam, tetapi Indonesia adalah sebuah negara
demokratis dengan berlandaskan pancasila. Pancasila yaitu dasar negara
Indonesia yang disusun dengan mempertimbangkan kebhinekaan warganya.
Dalam kasus Ahok ini, seharusnya
masyarakat tidak menyikapinya dengan unjuk rasa besar-besaran yang berujung
pada kericuhan untuk menuntut Ahok. Tidak dapat pungkiri bahwa benar unjuk rasa
merupakan hak konstitusional warga Indonesia untuk menyampaikan aspirasinya.
Akan tetapi sebelum bertindak demikian, seharusnya warga Indonesia kembali
mengkaji permasalahannya serta memaknai kembali jati diri bangsa dan jangan
mudah terprovokasi pihak-pihak tertentu. Kasus 4 November jelas mencerminkan
hilangnya jati diri bangsa yang tercantum dalam pancasila sehingga memunculkan
sebuah pertanyaan baru yaitu dimanakah letak jati diri bangsa Indonesia saat
ini? Unjuk rasa yang disebut-sebut paling besar setelah reformasi 1998 ini juga
menyinggung jati diri bangsa lain, tidak hanya Ketuhanan Yang Maha Esa, tetapi
hampir semuanya Pernyataan ini jelas
tidak bagus, tetapi begitulah kenyataannya.
Bukan hal yang tidak mungkin dalam
sebuah negara terdapat beragam agama dan tetap rukun. Founding father telah membutikannya bahwa Indonesia bisa merdeka
diatas segala perbedaan itu. Jadi agar Indonesia dapat terus berkembang sesuai
apa yang telah dicita-citakan para pendiri bangsa, masyarakat Indonesia harus
dapat menghindari untuk menempatkan berbagai kepentingan pribadi atau golongan
(dikasus ini kepentingan politik) diatas kepentingan umum atau negara. Semuanya
dilakukan semata untuk Indonesia yang lebih baik. Mengutip dari perkataan salah
satu dosen filsafat UGM dengan mata kuliah Agama Islam Syarif Hidayatullah
yaitu “Jangan menjadi warga Islam yang
ada di Indonesia tetapi jadilah warga Indonesia yang beragama Islam.”
Graini Annisa
Sumber:
Redaksi Tempo, 2016. Dari Pulau Seribu. Tempo Edisi 7-13 November 2016.
LuckyClub | Slots, Live Casino & Table Games
BalasHapusLucky Club. LuckyClub is luckyclub an online casino where players can enjoy a wide variety of casino games. This is the casino we provide you with, and we do what