Berbicara tentang remaja selalu mendapatkan tanggapan yang beranekaragam. Banyak yang bilang bahwa pergaulan remaja sekarang sangatlah berbeda jauh dengan pergaulan remaja pada masa-masa 80-an dan 90-an.
Kehidupan
remaja saat ini sangatlah kompleks Remaja saat ini lebih bebas dalam
mengekspresikan diri, mengungkapan perasaan tanpa sembunyi-sembunyi dan malu
seperti dulu. Mereka mengungkapkan kemarahan, kesedihan dan kegembiraan dengan
kata-kata yang terucap secara langsung tanpa basa-basi dan memikirkan perasaan
orang lain serta dampaknya. Bahkan, ada yang dengan santainya mengungkapkan
ketidaksukaannya terhadap ayah dan ibunya.
Pemandangan
seperti halnya bergandengan tangan, merangkul, berpelukan bahkan sampai
berciuman sudah sering dilakukan oleh remaja di tempat-tempat umum. Biasanya
pemandangan seperti ini ditemukan di pusat perbelanjaan dan ditempat-tempat
yang menyediakan berbagai macam wahana. Bagi orang tua peristiwa seperti ini
sangatlah mengejutkan dan membuat mereka merasa khawatir. Orang tua takut
anaknya akan terjerumus ke hal negative dan khawatir apabila orang tua terlalu overprotective dalam mendidik anak dapat
membuat anak cenderung memberontak dan bersikap jauh lebih keras dan membuat pertikaian
antara orang tua dan anak. Jadi, disini orang tualah yang posisinya serba
salah. Tetapi, kebanyakan para remaja tidak tau seberapa besar pengorbanan
orang tuanya demi mereka.
Hal
diatas ini yang membuat kesan terhadap diri remaja cenderung negative. Diperparah
lagi dengan sering terjadinya berbagai
macam tawuran antar pelajar, balapan liar, berbagai tindakan criminal, pornografi
dan pergaulan bebas. Peristiwa-peristiwa negative ini tidaklah serta-merta
langsung terjadi pada diri remaja, pasti ada berbagai factor yang menyebabkan
hal tersebut diataranya:
Factor Teman
Factor Teman
Teman
adalah lingkungan terdekat seorang remaja. Mental remaja dapat terpengaruhi
dari lingkungan permainannya. Apabila teman-temannya melakukan berbagai macam
hal negative, maka remaja cenderung mengikuti apa yang dilakukan oleh temannya.
Karena remaja biasanya ingin menjadi bagian dari teman-temannya.
Factor budaya asing
Factor budaya asing
Media
massa memiliki peran besar dalam pembentukan karakter remaja. Karena
tayangan-tayangan film atau sinetron yang berceritakan tentang pergaulan kota
metropolitan atau berbagai macam tentang pergaulan dunia barat yang cenderung
bebas dapat mempengaruhi pikiran remaja. Karena remaja cenderung menirukan apa
yang mereka lihat. Masuknya budaya asing pada saat ini sangatlah mudah, hal ini
karena kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan adanya internet
dapat mempermudah remaja mengakses budaya luar negri, karena menurut para
remaja dengan menirukan budaya luar negri dapat membuat mereka terlihat lebih
gaul dihadapan teman-temannya tanpa memperdulikan baik buruknya budaya
tersebut.
Factor keluarga
Factor keluarga
Hal
ini karena keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat dan yang pertama
bagi remaja. Perbuatan negative remaja dapat diakibatkan oleh orang tua yang
sedang berkonflik. Dan dapat membuat anak marah dan melampiaskannya ke berbagai
hal negative. Kemudian, tidak sedikit pula orang tua yang terlalu sibuk bekerja
sehingga melupakan waktu bersama anak dan membuat hubungan antara orang tua dan
anak menjadi kaku. Hal ini membuat remaja kekurangan perhatian sehingga mereka
membuat berbagai macam perbuatan ‘onar’ agar mendapatkan perhatian dari orang
tuanya.
Faktor-faktor diatas sangatlah rawan dalam mempengaruhi remaja karena remaja merupakan usia transisi ketika seseorang mulai memasuki masa puber. Masa remaja adalah masa ketika remaja sedang dalam proses mencari jati diri, mencoba sesuatu yang baru dalam dirinya. Remaja cenderung bersikap anti kritik dan membangkang. Itulah sebabnya mengapa remaja dapat dengan mudah terjerumus ke berbagai hal negative.
Memang factor lingkungan merupakan hal yang paling besar
pengaruhnya dalam pembentukan karakter remaja. Tapi mengenal lingkungan juga
merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam masa remaja. Para remaja ingin
mengenal banyak orang dari berbagai lingkungan. Hal ini sebenarnya tidak lepas
dari proses pencarian jati diri semata tetapi juga rasa ingin tau yang besar
yang terdapat pada diri remaja. Orang tua tidak bisa menghindari ini karena apabila anak terlalu dikekang mereka akan
merasa sedih dah merasa terkekang. Tapi apabila pergaulan terlalu dibebaskan,
dapat berbahaya bagi diri mereka sendiri.
Maka
dari itu, orang tua harus memperlakukan anak selayaknya teman. Tetapi, tidak
berarti orang tua harus bergaya dengan mengikuti mode pakaian yang tengah trend
di kalangan remaja. Menjadi teman baik maksudnya adalah menjalin komunikasi
dengan baik, memberi kepercayaan, dan ajaran-ajaran tentang kebaikan. Dan
dengan adanya kurikulum baru di sekolah yang sangat mengutamakan pendidikan
karakter siswa, dapat membatu orang tua dalam mendidik anaknya dalam menemukan
jati diri yang tepat.
Jadi inti dari semua ini sebenarnya adalah yang terpenting komunikasi dan pengajaran yang terarah dari orang tua sendiri dan ditambah sekolah yang merupakan tempat sehari-hari anak bernaung. Informasi tentang apa yang seharusnya mereka lakukan dengan teman-teman dan apa efek dari yang mereka lakukan juga harus disampaikan. Agar mereka mengerti bahwa yang orang tua lakukan sebenarnya adalah yang terbaik untuk mereka.
Jadi inti dari semua ini sebenarnya adalah yang terpenting komunikasi dan pengajaran yang terarah dari orang tua sendiri dan ditambah sekolah yang merupakan tempat sehari-hari anak bernaung. Informasi tentang apa yang seharusnya mereka lakukan dengan teman-teman dan apa efek dari yang mereka lakukan juga harus disampaikan. Agar mereka mengerti bahwa yang orang tua lakukan sebenarnya adalah yang terbaik untuk mereka.
0 komentar:
Posting Komentar