Rabu, 14 Agustus 2013

TIPS LIBURAN MENYENANGKAN DAN MURAH

Bingung dalam menentukan kemana anda akan berlibur pada saat liburan? Liburan yang menyenangkan tapi tetap murah-meriah? Merencanakan liburan memang susah-susah gampang. Tanpa persiapan dan perencanaan yang matang, liburan bukannya menyenangkan tetapi malah akan menjadi membosankan dan membuat stress. Apabila ingin gampang, mungkin kita dapat serahkan saja ke agent travel. Namun, liburan dengan mengandalkan agent travel tidaklah murah, kita harus menyiapkan biaya yang lumayan banyak. Dan apabila kita salah-salah dalam memilih agent travel, malah pemborosan yang nantinya akan kita rasakan.
Oleh karena itu, ketika saya mendapatkan liburan hari raya idul fitri yang cukup panjang, saya benar-benar harus memutar otak agar liburan yang diberikan sekolah kepada saya tidak berakhir membosankan dan sia-sia. Ditambah lagi keluarga saya tidak pergi mudik kekampung halaman, jadi tetap menetap dikota. Nah dari latar tersebut, saya tertarik dalam menceritakan tentang liburan saya. Mungkin dari cerita liburan saya ini bisa menjadi tips  atau inspirasi bagi para  pembaca bagaimana cara menghabiskan liburan dengan menyenangkan tetapi tetap murah meriah.
Yang pertama untuk menghindari kebosanan, yang saya rencanakan adalah merencanakan buka bersama dengan teman-teman SMP saya.  Karena banyak teman-teman saya melanjutkan sekolah keluar kota, tidak menetap di Balikpapan. Jadi, sayapun memanfaatkan moment liburan ini untuk kembali berkumpul dengan teman-teman lama saya dan berbagi cerita tentang sekolah masing-masing. Kami pun mememilih tempat untuk buka bersama di salah satu tempat makan yang berada di Plaza Balikpapan. Apabila anda yang berada di luar Balikpapan tapi masih satu provinsi yaitu Kalimantan Timur dan ingin berkunjung ke Balikpapan, disarankan untuk mengunjungi Plaza Balikpapan yang merupakan pusat perbelanjaan yang sangat banyak dikunjungi masyarakat. Selain karena isinya sangat lengkap letaknya juga strategis, disamping Plaza Balikpapan terdapat pusat perbelanjaan lainnya yaitu Balcony. Kelebihan dari Balcony menurut saya pribadi adalah tidak begitu ramai sehingga untuk jalan-jalan dengan keluarga enak dan kita dapat menikmati pemandangan pantai yang begitu indah dari dalam mall sambil menyantap makanan.
Rencana selanjutnya, ketika hari raya idul fitri tiba yaitu menjelajahi kota. Berhubung saya tinggal di Balikpapan, sayapun menjelajahi Balikpapan. Dan kebetulan ini hari raya, sayapun juga ikut berwisata kuliner. Sayapun benar-benar memanfaatkan wisata kuliner gratis ini, karena saya tidak perlu kedaerah asli dari masakan-masakan ini, jadi tidak perlu mengeluarkan biaya.
Beberapa hari setelah hari raya saya pun mencari hiburan lainnya yang wajib saya jelajahi. Menjelajahi kota tetangga emang menjadi pilihan. Kota tetangga yang dekat dengan Balikpapan yang saya pilih untuk jelajahi adalah Tenggarong. Bagi yang tidak memiliki mobil pribadi dapat dengan menggunakan Bus antar kota yang tidak begitu mahal harganya, mungkin kita hanya perlu mengeluarkan ongkos paling mahal Rp 50.000,-/orang. Objek wisata yang saya kujungi di Tenggarong adalah Museum Kutai Kartanegara. Biaya masuk ke dalam museum ini juga tidak begitu mahal hanya Rp 3.500,-/orang. Dengan mengeluarkan uang yang tidak begitu banyak tersebut, kita dapat memperkaya wawasan kita, karena didalam museum tersebut banyak sekali benda-benda peninggalan Kerajaan Kutai, selain itu disana juga banyak terdapat penjelasan tentang benda-benda dan terbentuknya kerajaan pertama di Indonesia itu.
Mengunjungi berbagai tempat yang memiliki pemandangan bagus juga menjadi rencana saya selanjutnya. Dikota Balikpapan sebenarnya banyak sekali tempat yang memiliki pemandangan bagus, tetapi pilihan saya jatuh ke Pantai Manggar. Pantai ini selain memiliki pemandangan yang bagus juga memiliki berbagai macam wahana air yang tidak kalah menariknya dari Pantai Kuta di Bali. Harga masuk kepantai ini juga tidak begitu menguras kantong. Hanya dengan Rp 2000,-/orang kita sudah bisa masuk, tetapi tidak termasuk dalam mencoba wahana. Kita dapat melihat pemandangan sunset dari Pantai Manggar.
Dihari-hari terakhir liburan saya habiskan untuk mengerjakan berbagai macam tugas sekolah. Karena tidak mungkin sekolah tidak memberikan sedikit pun tugas untuk liburan idul fitri. Jadi hari-hari terakhir liburan saya berakhir dengan super sibuk dikarenakan tugas yang begitu banyak.  Oleh karena itu hari-hari terakhir liburan saya tidak begitu terasa sehingga tidak membosankan.
Nah itulah beberapa cerita yang menyelipkan sedikit tips untuk menghabiskan liburan hari raya Idul Fitri dengan mengeluarkan sedikit biaya tetapi tetap tidak membosankan dan dapat menambah wawasan kita.

Remaja dan Tindakannya

         

           Berbicara tentang remaja selalu mendapatkan tanggapan yang beranekaragam. Banyak yang bilang bahwa pergaulan remaja sekarang sangatlah berbeda jauh dengan pergaulan remaja pada masa-masa 80-an dan 90-an.
Kehidupan remaja saat ini sangatlah kompleks Remaja saat ini lebih bebas dalam mengekspresikan diri, mengungkapan perasaan tanpa sembunyi-sembunyi dan malu seperti dulu. Mereka mengungkapkan kemarahan, kesedihan dan kegembiraan dengan kata-kata yang terucap secara langsung tanpa basa-basi dan memikirkan perasaan orang lain serta dampaknya. Bahkan, ada yang dengan santainya mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap ayah dan ibunya.
Pemandangan seperti halnya bergandengan tangan, merangkul, berpelukan bahkan sampai berciuman sudah sering dilakukan oleh remaja di tempat-tempat umum. Biasanya pemandangan seperti ini ditemukan di pusat perbelanjaan dan ditempat-tempat yang menyediakan berbagai macam wahana. Bagi orang tua peristiwa seperti ini sangatlah mengejutkan dan membuat mereka merasa khawatir. Orang tua takut anaknya akan terjerumus ke hal negative dan khawatir apabila orang tua terlalu overprotective dalam mendidik anak dapat membuat anak cenderung memberontak dan bersikap jauh lebih keras dan membuat pertikaian antara orang tua dan anak. Jadi, disini orang tualah yang posisinya serba salah. Tetapi, kebanyakan para remaja tidak tau seberapa besar pengorbanan orang tuanya demi mereka.
Hal diatas ini yang membuat kesan terhadap diri remaja cenderung negative. Diperparah lagi  dengan sering terjadinya berbagai macam tawuran antar pelajar, balapan liar, berbagai tindakan criminal, pornografi dan pergaulan bebas. Peristiwa-peristiwa negative ini tidaklah serta-merta langsung terjadi pada diri remaja, pasti ada berbagai factor yang menyebabkan hal tersebut diataranya:

Factor Teman
          Teman adalah lingkungan terdekat seorang remaja. Mental remaja dapat terpengaruhi dari lingkungan permainannya. Apabila teman-temannya melakukan berbagai macam hal negative, maka remaja cenderung mengikuti apa yang dilakukan oleh temannya. Karena remaja biasanya ingin menjadi bagian dari teman-temannya.

Factor budaya asing
        Media massa memiliki peran besar dalam pembentukan karakter remaja. Karena tayangan-tayangan film atau sinetron yang berceritakan tentang pergaulan kota metropolitan atau berbagai macam tentang pergaulan dunia barat yang cenderung bebas dapat mempengaruhi pikiran remaja. Karena remaja cenderung menirukan apa yang mereka lihat. Masuknya budaya asing pada saat ini sangatlah mudah, hal ini karena kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan adanya internet dapat mempermudah remaja mengakses budaya luar negri, karena menurut para remaja dengan menirukan budaya luar negri dapat membuat mereka terlihat lebih gaul dihadapan teman-temannya tanpa memperdulikan baik buruknya budaya tersebut.

Factor keluarga
           Hal ini karena keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat dan yang pertama bagi remaja. Perbuatan negative remaja dapat diakibatkan oleh orang tua yang sedang berkonflik. Dan dapat membuat anak marah dan melampiaskannya ke berbagai hal negative. Kemudian, tidak sedikit pula orang tua yang terlalu sibuk bekerja sehingga melupakan waktu bersama anak dan membuat hubungan antara orang tua dan anak menjadi kaku. Hal ini membuat remaja kekurangan perhatian sehingga mereka membuat berbagai macam perbuatan ‘onar’ agar mendapatkan perhatian dari orang tuanya.  

      Faktor-faktor diatas sangatlah rawan dalam mempengaruhi remaja karena remaja merupakan usia transisi ketika seseorang mulai memasuki masa puber. Masa remaja adalah masa ketika remaja sedang dalam proses mencari jati diri, mencoba sesuatu yang baru dalam dirinya. Remaja cenderung bersikap anti kritik dan membangkang. Itulah sebabnya mengapa remaja dapat dengan mudah terjerumus ke berbagai hal negative.
     Memang factor lingkungan merupakan hal yang paling besar pengaruhnya dalam pembentukan karakter remaja. Tapi mengenal lingkungan juga merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam masa remaja. Para remaja ingin mengenal banyak orang dari berbagai lingkungan. Hal ini sebenarnya tidak lepas dari proses pencarian jati diri semata tetapi juga rasa ingin tau yang besar yang terdapat pada diri remaja. Orang tua tidak bisa menghindari ini karena  apabila anak terlalu dikekang mereka akan merasa sedih dah merasa terkekang. Tapi apabila pergaulan terlalu dibebaskan, dapat berbahaya bagi diri mereka sendiri.
Maka dari itu, orang tua harus memperlakukan anak selayaknya teman. Tetapi, tidak berarti orang tua harus bergaya dengan mengikuti mode pakaian yang tengah trend di kalangan remaja. Menjadi teman baik maksudnya adalah menjalin komunikasi dengan baik, memberi kepercayaan, dan ajaran-ajaran tentang kebaikan. Dan dengan adanya kurikulum baru di sekolah yang sangat mengutamakan pendidikan karakter siswa, dapat membatu orang tua dalam mendidik anaknya dalam menemukan jati diri yang tepat.
Jadi inti dari semua ini sebenarnya adalah yang terpenting komunikasi dan pengajaran yang terarah dari orang tua sendiri dan ditambah sekolah yang merupakan tempat sehari-hari anak bernaung. Informasi tentang apa yang seharusnya mereka lakukan dengan teman-teman dan apa efek dari yang mereka lakukan juga harus disampaikan. Agar mereka mengerti bahwa yang orang tua lakukan sebenarnya adalah yang terbaik untuk mereka. 

Senioritas dalam Pendidikan



Pendidikan dizaman sekarang sangatlah diutamakan. Karena dengan pendidikan yang maju dapat meningkatkan sumber daya manusia. Sehingga, dapat membantu dalam pembangunan negara. Jadi dapat dikatakan bahwa pembentukan kepribadian dan wawasan seseorang banyak dilakukan pada masa sekolah. Pada masa sekolah siswa benar-benar akan dituntut untuk menggunakan fasilitas sekolah dengan semaksimal mungkin sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuannya dengan semaksimal mungkin.
Namun apa jadinya apabila tujuan awal adalah menjadi siswa yang baik malah di hambat oleh senior atau kakak kelas. Hal seperti ini sering disebut dengan senioritas. Senioritas itu sendiri bukan hal asing lagi bagi para pelajar, hal ini sering terjadi di Sekolah Menengah Atas (SMA) berasrama dan Universitas di Indonesia. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Senioritas sendiri memiliki arti keadaan lebih tinggi dalam pangkat, pengalaman dan usia, prioritas status atau tingkatan yang diperoleh dari umur atau lamanya bekerja. Senioritas sendiri dapat menimbulkan dampak, baik secara fisik maupun psikis
Senioritas biasanya memaksakan adik kelas untuk melakukan segala hal yang diinginkan oleh kakak kelas. Kakak kelas selalu mengatakan bahwa peraturan mereka dapat membuat diri adik kelas menjadi lebih baik. Dengan dalih seperti ini akhirnya kebanyakan senioritas dijalankan dengan tidak wajar, bahkan ada yang memakan korban. Adik kelas harus menerima nasib mereka sebagai junior meskipun mereka tidak salah sedikitpun, karena selalu ada peraturan seperti ini dalam senioritas “1. Senior selalu benar 2. Apabila senior salah maka kembali lagi ke peraturan pertama” .Hal-hal seperti ini seharusnya tidak selayaknya dilakukan hanya untuk senior ingin di segani.
Banyak opini yang berkata bahwa sebagai kakak kelas harus kejam dan galak sehingga disegani oleh adik kelas. Sebenarnya, opini semacam ini sangatlah salah karena sebenarnya jika kakak kelas berlaku baik dan berlaku wajar, maka adik kelas akan berlaku hormat dan segan dengan sendirinya. Sama seperti perkataan “Jika kau ingin di hormarti maka hormatilah orang lain”.  Sudah selayaknya kakak senior yang lebih berpengalaman dan lebih tua yang pemikirannya telah jauh lebih dewasa daripada adik juniornya memberikan contoh yang baik kepada juniornya. Jadi, jangan hanya sekedar membuat peraturan untuk ditaati oleh juniornya saja, sementara senior dapat dengan ‘seenaknya’ melanggar.
Senioritas biasanya paling banyak diterjadi pada saat tahun ajaran baru dimulai. Seperti saat MOS atau OSPEK. Kejadian yang sering terjadi pada masa ini biasanya adalah acara “Bentak-bentakan” dan berbagai macam penekanan psikis lainnya dilakukan oleh kakak angkatan. Secara tersirat usaha untuk mematikan kepribadian siswa-siswa didik baru sudah dilakukan dari awal secara perlahan-lahan.
Berbagai macam bentuk bentakan dan penekanan psikis terhadap siswa baru akan menimbulkan banyak efek buruk bagi siswa baru tersebut. Meskipun, tidak semua siswa baru merasa tertekan dengan situasi seperti ini. Bahkan, ada beberapa siswa baru yang merasa terbantu dengan senioritas. Tetapi tetap saja, lebih banyak yang merasa senioritas tetap hal yang melanggar hak asasi manusia.
Tekanan psikologis yang dilakukan senior memang menyebabkan para junior berprilaku sangat baik, taat dan disiplin. Tapi, saat tekanan psikologis itu dihentikan maka akan terjadi fenomena pegas. Fenomena pegas yaitu pada saat kita menekan pegas, maka dia akan menuruti tekanan kita, tetapi ketika kita melepas pegasnya maka dia akan bergerak melawan tekanan yang tadi kita berikan. Maksudnya, ketika kita masih ditekan oleh senior maka kita akan selalu berperikalu baik, taat dan disiplin. Tetapi ketika tekanan itu dihentikan (telah mejadi senior) maka kita dapat menjadi berperilaku kurang baik, tidak taat dan tidak disiplin.
Masalah lain yang biasanya ditimbulkan dari senioritas adalah munculnya dendam. Hal ini akan berdampak pada kehidupan social siswa. Karena merasa tidak terima diperlakukan “semena-mena” oleh senior maka sehabis masa pendidikan para junior kebanyakan tidak menyukai para seniornya. Hal ini juga berdampak pada junior di tahun berikutnya. Karena dendam tadi, tetapi tidak ada tempat untuk pelampiasan, maka adik angkatan yang tidak bersalah menjadi korban. Hal ini membuat senioritas aka nada disetiap tahunnya. Jika hal ini terus di lanjutkan, maka senioritas akan menjadi semacam tradisi di sebuah sekolah yang sejak awalnya menerapkan system ini.
Memang berbagai permasalahan diatas tidak menimpa seluruh siswa. Tetapi, perlakuan yang sama terhadap semua siswa yang memiliki kepribadian yang berbeda itulah yang menyebabkan efek senioritas menjadi buruk. Selain itu, biasanya senioritas banyak diselewengkan. Alih-alh melatih kedisiplinan, para senior malah menjalankan system ini hanya sekedar untuk bersenang-senang, seperti mecari kepuasan dengan semua ini.
Untuk mengatasi masalah senioritas adalah yang pertama kita memang harus kuat mental, kita tidak boleh menyerah hanya karena dibentak-bentak oleh senior. Jangan karena hanya takut dibentak-bentak oleh senior kita berniat untuk tidak sekolah maupun pindah sekolah. Ingat kata pepatah “semuanya akan indah pada waktunya” jadi mungkin dari semua kejadian ini akan ada hikmahnya bagi kita sendiri.
Yang kedua, kita sebisa mungkin menaati peraturan yang dibuat oleh senior selama peraturan mereka tidak diluar akal pikir manusia dan apabila kurang setuju dengan peraturan mereka sebisa mungkin kita berfikir kembali, mungkin peraturan mereka dapat mengubah diri kita menjadi lebih baik nantinya apabila sudah ‘terjun’ ke masyarakat
Ketiga, sebaiknya setelah kita menjadi senior. Kita meninjau kembali apa kegunaan dari kegiatan senioritas ini. Jangan sampai kita malah meneruskan tradisi yang tidak seharusnya untuk diteruskan. Lalu, diusahakan sebisa mungkin ketika kita menjadi senior, kita tetap menjadi disiplin dan taat seperti kita masih menjadi junior sehingga dapat menjadi contoh adik angkatan dan jangan sampai memiliki dendam.
Jadi intinya, senioritas memang dapat berakibat buruk terhadap psikologi dan kehidupan social siswa. Oleh karena itu harus adanya upaya-upaya tertentu untuk menghilangkan senioritas. Sebaiknya kita dapat melihat sekolah lain yang tidak menggunakan system senioritas tetapi tetap dapat menghasilkan siswa-siswa yang unggul dan disiplin. Mereka mampu menghasilkan siswa-siswa unggul dan disiplin, karena mereka telah megubah pola pengenalan terhadap hidup dengan lebih mengenalkan budaya, norma, dan semua aspek lainnya dengan dalih disiplin. Jika mereka saja berhasil, mengapa kita tidak?